Wiyono

Peranan Bahasa dalam Pembentukan Karakter Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


Peranan Bahasa dalam Pembentukan Karakter

Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Selain itu, bahasa juga bisa diartikan sebagai percakapan (perkataan) yang baik, untuk bertingkah laku yang baik, sopan santun. Bahasa juga digunakan untuk tutur kata, menunjukkan sifat, atau tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif. Bahasa terdiri atas bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis berpedoman pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), sedangkan bahasa lisan berpedoman pada diksi atau pilihan kata yang tepat. Bahasa tulis sebagai alat komunikasi tidak langsung, sedangkan bahasa lisan sebagai sarana komunikasi langsung kepada subjek yang diajak berkomunikasi atau lawan bicara.

Bahasa tulis kurang memperhatikan lawan bicara, sedangkan bahasa lisan sangat meperhatikan lawan bicara. Penggunaan dalam berbahasa sangat erat dengan sifat atau karakter seseorang. Seseorang yang memiliki bahasa yang kasar cenderung memiliki karakter yang kasar. Begitu juga seseorang yang menggunakan bahasa halus memiliki kecenderungan mempunyai karakter yang lemah lembut. Meskipun hal tersebut tidak selalu benar atau selalu salah.

Kita sebagai makluk sosial tidak lepas dari bahasa tersebut. Dimanapun kita berada dan di posisi mana tetap tak terpisahkan dengan bahasa. Misalnya kita sebagai seorang pedagang maka kita harus memahami bahasa pedagang, kita seorang dokter juga sebaiknya mengetahui bahasa dokter dan pasien. Lebih jauh lagi, misal kita seorang murid, maka juga harus belajar bagaimana berkomunikasi antar sesama murid dan belajar bagaimana berkomunikasi antara murid dan guru.

Misal kita menempati posisi atasan maka kita juga harus bisa berkomunikasi sopan dan santun yang tepat kepada “bawahan kita”. Mengapa begitu? Karena orang yang dianggap bawahan belum tentu disemua segi tetap bawahan, melainkan bisa jadi pada segi yang lain orang yang kita anggap bawahan justru memiliki kemampuan yang luar biasa potensial melebihi atasan. Inilah pentingnya penggunaan bahasa, karena di satu sisi seseorang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain di sisi yang lain memiliki kekurangan.

Tidak lepas dari hal tersebut, misal kita seorang politikus atau pejabat maka kita juga harus belajar sopan dan santun, bagaimana sebaiknya kita bicara yang tidak menyebabkan orang lain atau lawan bicara tersebut kecewa, tersinggung, atau bahkan sakit hati. Inilah pentingnya belajar berkomunikasi antara sesama makhluk sosial.

Bahkan di dalam ajaran agama juga sudah dicontohkan bagaimana kita berbicara kepada anak kecil, para remaja, orang dewasa. Contoh tersebut adalah: jika kamu percaya pada hari akhir maka bicaralah yang baik, namun jika tidak bisa bicara yang baik maka lebih baik diam(Al Hadist).

Jika kita memahami apa yang terkandung di dalam agama tersebut maka kita tidak bisa seenaknya atau semaunya sendiri menyampaikan sesuatu tanpa difikir matang terlebih dahulu, karena hal tersebut akan memberikan dampak yang luar biasa kepada lawan bicara kita. Selain itu juga apa yang kita bicarakan akan ada pertanggung jawabannya dikemudian hari.

Sungguh ironis sekali ketika ada orang yang beragama tapi tidak hati-hati dalam berbicara dan berkomunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu tersebut belum bisa memahami agama secara mendalam. Realita tersebut terjadi di sekeliling kita, bahkan yang mempihatinkan terjadi pada orang yang mempunyai wawasan luas di bidang agama terjun di dunia politik. Berpolitik tidak salah, namun yang menjadi permasalahan, bisa tidaknya seseorang memanfaatkan politik tersebut untuk kemaslahatan umat manusia di muka bumi ini. Bukan sebaliknya, yaitu memanfaatkan politik dengan memutarbalikkan fakta dan bahasa untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Hal itu memang sering terjadi dan bisa kita nikmati di media cetak maupun elektronik. Jika itu yang terjadi maka sebagian orang bisa menjastifikasi kalau politik dan politikus itu kotor dan rusak.

Seseorang yang menguasai berbagai macam bahasa memang tidak menutup kemungkinan memiliki karakter yang baik. Karena selalu berhati- hati dalam berkomunikasi, supaya tidak ada orang yang merasa dikecewakan atau disakiti dari apa yang disampaikannya. Mengapa begitu? Karena orang yang tahu dan menguasai berbagai macam bahasa, mereka tahu satu kata memiliki makna yang berbeda dari wilayah yang satu, adat yang satu, negeri yang satu. Sebagai contoh satu kata di suatu wilayah bisa memiliki makna yang positif, namun makna kata tersebut di wilayah yang lain bisa memiliki makna yang negatif.

Bahasa itu memang sifatnya unik karena memiliki makna yang luas dan beda dengan yang lain. Bahasa sifatnya arbitrer, artinya hanya keluar dari alat ucap manusia. Hal itu terjadi karena apa yang diucapkan manusia mengandung makna, sedangkan apa yang diucapkan oleh selain manusia berarti tidak bermakna, itu bererti bukan bahasa.

Bahasa bisa muncul karena beberapa faktor, diantaranya, dari lingkungan, pendidikan, geografis, ide, dan dari pemikiran yang mendalam. Yang jelas munculnya suatu bahasa ditentukan oleh masyarakat tutur yang bersumber dari, adopsi, adaptasi, dan penterjemahan. Yang jelas dari tiga unsur tersebut menurut teori munculnya suatu bahasa.

Bahasa sifatnya dinamis, bukan statis.Maksunya, bahasa itu selalu berkembang dari masa ke masa. Tapi pada intinya bahasa yang kita pakai sebainya yang baik dan benar. Bahasa yang baik harus disesuaikan kepada lawan tutur, situasi dan kondisi dimana kita berada. Sedangkan bahasa yang benar yaitu yang sesuai dengan Ejaan yang berlaku. Namun jika kita kaji yang lebih mendalam, sebenarnya bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang sudah tertera di dalam Al Quran dan sudah dicontohkan oleh Rosululloh SAW.

Berdasarkan paparan di atas jika kita kaji dari masyarakat bahasa, bahasa bisa muncul dari masyarakat tertentu. Namun di sini kami akan mengkaji munculnya bahasa yang sering dipakai oleh masyarakat pengguna bahasa di lingkungan santri Lembaga Pendidikan Muslimah Indonesia (LPMI) Al Izzah Batu yang mungkin sebagian belum kita ketahui. Pemakaian bahasa di lingkungan santri Lembaga Pendidikan Muslimah Indonesia (LPMI) Al Izzah Batu. Di tabel ini kami sampaikan sebagian bahasa yang dipakai oleh santri Al Izzah baik SMP maupun SMA.

Sekarang penilaian terhadap pemakaian bahasa tersebut tinggal kita sendiri belajar dari individu masing masing untuk berusaha merubah dari hal yang kurang baik menjadi lebih baik, dari hal yang tidak santun menjadi santun, dari hal yang kurang sopan menjadi lebih sopan. Tentunya semua itu tidak akan berubah besar jika tidak dimulai dari diri kita sendiri, keluarga kecil kita, dan dari sekarang. Karena intinya sejauh mana seseorang pandai dan cerdas menggunakan bahasa tersebut maka itu cerminan atau karakter individu seseorang tersebut.

search

New Post